Minggu, 03 April 2016

Selamat Jalan Bapak I Made Yakobus

Terkejut,...itulah perasaan saya bahkan sebagian besar warga Jemaat Pniel Blimbingsari merasakan hal yang sama ketika mendengar Bapak I Made Yakobus telah dipanggil oleh Tuhan, masih sangat jelas terlihat bagaimana sosok almarhum yang sangat ramah selalu menyapa setiap kami ketika bertemu dimana saja, sosok ayah dan orang tua yang sangat baik yang selalu memberikan tauladan kepada setiap orang, tepatnya hari Jumat tanggal 1 April 2016 sekitar pukul 10.30 Wita beliau telah menyelesaikan perlombaan Iman dan memasuki garis finish, Kini Almarhum sudah tenang bersama Bapa di Sorga menikmati damainya Sorga bersama-sama dengan anak-anak Allah lainnya, Selamat menikmati Indah dan damainya Sorga, Bpk I Made Yakobus

Senin, 28 April 2014

Bhakti Sosial ke Panti Asuhan

Sebagai individu yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sosial  terlebih lagi  terhadap sesamanya merupakan salah satu sifat yang ditanamkan oleh Tuhan pada setiap orang artinya setiap orang yang hidup di bumi ini selalu memerlukan kehadiran orang lain disekitarnya untuk saling mengisi atau melengkapi satu dengan yang lain. Seseorang  tidak mungkin bertahan hidup apabila interaksi sosialnya sangat lemah, lemah dalam hal memahami  jati dirinya sendiri, lemah untuk  memahami lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut diatas, saat ini ada beberapa  orang yang harus mendapatkan perhatian yang lebih, baik perhatian dalam bidang rohani seperti kasih sayang maupun dalam bidang materi seperti memberikan bantuan materi, berdiam diri bukanlah pilihan yang bijak terhadap situasi ini apalagi hanya sebatas omong kosong yang sering diistilahkan dengan NATO yaitu No Actions Talk Only. Gereja Kristen Protestan di Bali khususnya Jemaat Pniel Blimbingsari tergerak akan situasi dan kondisi seperti ini, melalui masa raya Paskah panitya telah merancangkan aksi pengumpulan beras dan bahan natura lainnya dari warga gereja yang kemudian akan diserahkan kepada Panti Asuhan Widia Asih 2 Blimbingsari dan Panti Asuhan Priahita Negara. Kegiatan ini ternyata tidak bertepuk sebelah tangan akan tetapi warga gereja dengan sangat antusias mengumpulkan beras dan bahan makanan lainnya, bukan jumlahnya yang menjadi ukuran suksesnya kegiatan ini namun semangat untuk saling berbagi patut mendapatkan acungan jempol. Semoga apa yang telah kami lakukan dapat bermanfaat bagi anak-anak di Panti Asuhan baik itu Panti Asuhan Widya Asih 2 Blimbingsari maupun Panti Asuhan Priahita Negara. Tuhan Memberkati.

Bakti Sosial

Jam telah menunjukkan pukul 15.00 Wita, tapi panas matahari masih terasa menyengat kulit, sesekali peluh diseka dengan lap (... stttt, yang pasti bukan pakai lap pel browww...), anak-anak sekolah minggu berlarian menyusuri tepi pantai sambil bermain dengan deburan ombak , sementara warga Jemaat yang lain dengan membawa sapu lidi dan kantong  plastik dengan penuh semangat  membersihkan pantai Candikusuma dari ancaman sampah plastik, memang sepintas  sampah plastik banyak berhamburan  di tepi pantai,...” Mari Bapak, Ibu dan adik-adik semua, kita membersihkan pantai Candikusuma “ sesekali terdengar himbauan dari Panitya melalui pengeras suara, cuaca yang lumayan panas tak kami rasakan karena semangat kami mengalahkan rasa panas itu, “Ayo....ayo...yang paling banyak mengumpulkan sampah plastik akan mendapat hadiah”  himbauan dari panitya lagi,  seketika warga Pniel menyerbu hamparan sampah plastik dan memasukkannya kedalam kantong plastik (... Untung jaring ikannya bapak nelayan nggak ikut di kresekin hahaha...) Satu kresek, dua kresek, tiga kresek....wuihhhhh, seratus kantung kresek lebih yang terkumpul hampir semua adalah sampah plastik, sampah yang memerlukan beratus-ratus tahun untuk proses penghancurannya secara alami (...hasil riset yang mengatakan lho...), hampir dua jam membersihkan pantai Candikusuma hasilnya seratus lebih kantung plastik dapat dikumpulkan, tidak sia-sia gerakan bakti sosial GKPB Pniel Blimbingsari. Sambil melepas lelah dilapangan sepak bola Candikusuma kami duduk-duduk menikmati makanan kecil sambil berkata dalam hati : “ Bapak, ibu dan adik-adik, maafkan karena panitya nggak  ada menyediakan hadih untuk yang paling banyak mengangkat sampah platik, itu hanya cara panitya untuk memberi semangat “. Hadeeehhhhh, Panitya pekel....